Stasiun Balapulang

Stasiun Balapulang
Kereta BBM di Dukuh Lapang

Stasiun Balapulang

Stasiun Balapulang
Kenangan Masa Kecil

Stasiun Balapulang

Stasiun Balapulang
Aku Jadi Teringat Sama Yatno

Stasiun Balapulang

Stasiun Balapulang
Tempat Bermain Waktu Kecil

Jumat, 21 November 2014

Surga Di Telapak Kaki Ibu

الْجَنَّة تَحْت أَقْدَام الْأُمَّهَات قَالَ رَوَاهُ أَحْمَد وَالنَّسَائِيّ وَابْن مَاجَهْ وَالْحَاكِم

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”. (HR. Ahmad, an-Nasaai, Ibn Maajah dan al-Hakim)


( الجنة تحت أقدام الأمهات ) يعني لزوم طاعتهن سبب قريب لدخول الجنة

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”.Artinya selalu mentaatinya menjadikan sebab akan dekatnya seseorang memasuki surga.
At-Taysiir Bi Syarh al-Jaami’ as-Shaghiir I/996

«الجنة تحت أقدام الأمهات» ويعني: أن من بر أمه وقام بحقها دخل الجنة

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”. Artinya barangsiapa yang berbkti dan memenuhi hak-hak ibunya miscaya masuk surga.
Daliil al-Faalichiin I/245

Dan masih banyak lagi dalil serta hadis yang menerangkan tentang betapa mulianya seorang ibu untuk benar-benar dihormati, karena tanpa pamrih telah mengandung, melahirkan hingga merawat dengan pengorbanan yang tanpa pamrih.

Ada sebuah kisah seorang anak yang ingin berbakti kepada ibunya, namun sang suami kadang sering menghalangi istrinya meskipun hanya sekedar berkunjung. Kisah ini nyata yang benar terjadi di Jeddah - Saudi Arabia.

 Menimpa keluarga orang arab yang terkena musibah gara-gara sang istri ingin membesuk ibunya di rumah sakit, tapi sang suami tidak mengijini pergi. Entah itu hanya suatu musibah, tapi kejadiannya seakan berturut-turut.

Berawal dari sang istri ingin menengok ibunya yang masuk rumah sakit, dan masih menunggu perawatan di ruang tunggu karena belum dapat kamar perawatan. Ibunya tinggal di kota Makkah, yang menempur perjalanan untuk mencapai rumah sakit kurang lebih satu jam seperempat.

Dengan memohon dan merengek-rengek istrinya minta diantarkan suaminya menjenguk ibunya karena masih di ruang tunggu instalasi gawat darurat. Karena nggak punya sopir jadi cuma suaminya yang bisa dimintain tolong untuk mengantarkan.

Padahal jarak dari rumahnya ke rumah sakit tidak sampai setengah jam. Tapi suaminya tanpa alasan yang jelas tetap bersikeras tidak mau mengantarkan. Hingga sebelum adzan maghrib suaminya pergi bawa mobil keluar.

Di kira istrinya suaminya pergi ke masjid, tapi nggak seperti biasanya bawa mobil. Mungkin biar tidak dimintain tolong mengantarkan ke rumah sakit, pikir istrinya. Sampai habis maghrib istrinya menunggu tidak datang, hingga waktu sholat isha tiba.

Tiba-tiba dikejutkan suara "bruk..!!" yang sangat keras dari depan rumahnya. Saking kagetnya istrinya buru-buru keluar, nggak tahunya sang suami mobilnya menabrak pintu gerbang rumahnya.
Pintunya roboh mesin otomatis pintunya rusak.

Besoknya manggil tukang untuk betulin pintu pagar rumah, sama bawa mobil ke bengkel untuk betulin mobilnya yang penyok. Juga beli otomatis pintu pagarnya yang rusak karena tidak bisa dibetulin. Akhirnya banyak pengeluaran atas kejadian itu.

Selang beberapa hari suaminya ke bengkel bermaksud melihat mobilnya yang sedang diperbaiki dengan mengendarai mobil yang satunya. Bermaksud hendak parkir, nggak tahunya mobilnya malah nabarak temboknya bengkel. Jadi mobil dua-duanya terpaksa harus masuk perawatan bengkel.

Kata istrinya, "tuh kan gara-gara nggak mau nganter aku jadinya seperti itu." aku yang diceritain cuma nyengir aja.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar