Stasiun Balapulang

Stasiun Balapulang
Kereta BBM di Dukuh Lapang

Stasiun Balapulang

Stasiun Balapulang
Kenangan Masa Kecil

Stasiun Balapulang

Stasiun Balapulang
Aku Jadi Teringat Sama Yatno

Stasiun Balapulang

Stasiun Balapulang
Tempat Bermain Waktu Kecil

Sabtu, 03 April 2010

Nakerwan Jadi Watunas Tidak Hanya Di Arab Saudi

Kalangan DPR menyatakan sangat prihatin karena banyaknya tenaga kerja wanita Indonesia (Nakerwan) yang terjerumus menjadi wanita tuna susila di Arab Saudi. Terjadinya perbuatan yang tidak terpuji itu merupakan kesalahan besar dari sejumlah perusahaan pengerah tenaga kerja Indonesia.
"Tidak jelas,untuk apa para Nakerwan itu diberangkatkan ke Arab Saudi. Akankah dijadikan pembantu rumah tangga ataukah bekerja di bidang lainnya. Akibatnya, diantara mereka itu terjerumus di dunia prostitusi yang sangat ditentangkan oleh moral bangsa."

Keprihatinan itu pernah disampaikan oleh anggota DPR, "hal yang menyentuh secara kewanitaan karena terjadi kepada para Nakerwan yang seharusnya mendapat perlindungan dari perlakuan yang tidak baik,ini sangat memalukan. Mengapa masih terjadi pelecehan Nakerwan di Arab Saudi."

Pernah anggota Komisi VI DPR yang membidangi masalah tenaga kerja, menemukan adanya TKW yang menjadi Watunas,seperti laporan dari Konjen RI di Jeddah.
Sementara itu anggota komisi I DPR mengatakan, Nakerwan yang menjadi pelacur tak hanya di Arab saudi atau Jeddah saja, tapi terjadi di hampir semua negara yang menjadi tujuan TKI seperti Jepang, Hongkong, Malaysia dan negara-negara lainnya. Hal ini bisa dibuktikan di tempat-tempat pelacuran konsumen ditawarkan wanita penghibur dari berbagai negara. Di situ bisa dipilih apakah wanita dari Indonesia, Vietnam atau Filipina.

Untuk mengetahui Nakerwan yang menjadi pelacur di negara tujuan itu bukan hal sulit. sebab mereka ini ada yang mengkoordinir di dalam satu kompleks khusus, sehingga siapapun bisa mengetahui dengan mudah.
Persoalan itu juga bukan hal baru sehingga justru mengherankan jika saat ini baru dipersoalkan. Kalau bermaksud menyelesaikan persoalan ini hendaknya sejak persoalannya belum mencuat dan separah seperti sekarang ini.

Mestinya pemerintah cepat tanggap sejak persoalan ini muncul ke permukaan, jangan dibiarkan berlarut-larut. Kalau dibiarkan terus mengesankan Indonesia ini mampu mengekspor ribuan TKI tapi kenyataannya justru ekspor prostitusi. Anggapan ini sudah berkembang Indonesia merupakan salah satu negara yang mengekspor wanita penghibur itu.

Kata anggota komisi I DPR mengatakan, kesulitan pemerintah dalam mengatasi persoalan ini karena tiadanya koordinasi yang baik antara instansi terkait. Bahkan antara instansi itu sepertinya tak ada koordinasi sehingga persoalannya semakin parah. Karena itu perlu aada koordinasi yang lebih intensif.
Rendahnya kualitas TKI juga menjadi penyebab makin banyaknya Nakerwan yang melacurkan diri. Karena mungkin karena tekanan hidup atau mereka melarikan diri sehingga akhirnya melacurkan diri.

Masalah morah
Kata anggota DPR, masalah Nakerwan adalah masalah moral dan itu bukan masalah antar negara. Setelah di sana baru menjadi masalah negara. Karena asal mulanya mereka mencari kerja untuk memenuhi kebutuhan. Kalau mereka memang mau menjadi watunas itu hanya masalah moral, tapi kalau mereka tak mau harus pulang saja. Masalah mereka melacurkan diri mungkin karena tekanan masalah ekonomi. Namun sesungguhnya siapa yang mau mengorbankan harga diri untuk ajdi pelacur kalau tidak terdesak ekonomi. Mereka sudah terlanjur terdesak  oleh kebutuhan hidup, disamping itu mereka tak punya skill.

Untuk meloloskan mereka ke luar negeri, calo merekayasa data mereka. Padahal tenaga yang dikirim kesana sesuai permintaan yang punya skill tertentu, bukan yang tidak punya skill. Kita kurang jujur, sebab permintaan itu ada kriteria-kriterianya. Ini kembali lagi masalah moral.
Penyelesaiannya, semua instansi terkait harusemperketat pengawasan. Kita tahu pemerintah ingin meningkatkan taraf hidup rakyat lebih tinggi. Jangan sampai itikad baik pemerintah merugikan nama baik pemerintah. Karena itu, semua pihak terkait betul-betul memperhatikan semua kebutuhan yang berlaku.

Sementara itu Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja di Luar Negeri (Binapenta) Depnaker RI Di Cikarang Bekasi mengatakan, tenaga kerja wanita (Nakerwan) yang dikirim secara legal (sah) tidak mungkin bekerja menjadi wanita tuna susila (watunas) di Arab Saudi.
Penempatan TKI di luar negeri dilakukan secara ketat. TKI, termasuk tenaga kerja informal, seperti pembantu rumah tangga, dipersiapkan di tanah air setelah pihak pengguna jasa (user) memberikan job order. Jadi, TKI tidak akan ditempatkan jika tidak jelas job order-nya, katanya.

Meskipun Nakerwan bekerja di sektor iknformal, tetapi antara Nakerwan dengan pengguna jasa (majikan) diikat dalam suatu perjanjian. "kedua belah pihak mengetahui hak dan kewajibannya." Tapi sayang semua itu hanya formalitas belaka. Seharusnya instansi terkait melihat langsung kenyataan yang di lapangan, hak dan kewajibannya sudah berjalan seimbang apa belum. Jangan para TKI yang menjadi korbannya di negara lain. (Ant)

from: john MacDougallapakabar@clark.net
date: Sat Feb 08 1997 

Kamis, 01 April 2010

Manusia

Islam selalu mengajarkan agar manusia selalu berbuat baik, sekalipun orang itu pernah berbuat jahat terhadapnya.
Al Qur'an mengajarkan supaya manusia tetap suci, tapi tidak dengan jalan dikebiri.
Manusia harus berbakti kepada Tuhan, tetapi jangan menjadi rahib.
Manusia harus berendah diri, tetapi jangan melupakan harga diri.
Manusia dapat menggunakan hak-haknya, tetapi dengan tidak mengganggu hak-hak orang lain.
Manusia diwajibkan mendakwahkan agama, tetapi dengan cara yang bijaksana.

MUSIBAH

Mobil nyrempet sepeda, mungkin anda sering dengar. Tapi kalau sepeda nyrempet mobil, ini yang baru saja aku alami. Tadi sepulang dari Abhur mau menuju ke Makkah kira-kira sudah dua puluh kiloan perjalanan, madam lupa kunci rumahnya di mobil mercedes. Akhirnya aku ambil lajur jalan lambat untuk putar balik. Karena jalan yang aku lalui dua arah laju mobilku pelan-pelan.
Tiba-tiba sepeda yang tadinya berjalan beriringan langsung belok nyrempet bagian belakang mobilku. Aku langsung berhenti, anak majikan turun dari mobil. Orang Yaman yang naik sepeda minta maaf, karena dia merasa salah. Untung orangnya tidak apa-apa. seandainya kejadian seperti ini di Indo, mungkin aku sudah di peras aparat.
Jadi teringat kejadian musim haji tahun 2006 lalu, musibah itu terjadi di tempat parkir haji Kudai. Waktu itu habis isya aku mau ngisi zamzam di Kudai. Selepas lampu merah aku langsung tancap gas beriringan dengan bus. Bus mengerem mendadak, tiba-tiba depanku seorang kakek-kakek menyebarang. Aku langsung mengerem sekuat tenaga.
Namun nasib kurang baik berpihak padaku. Terlihat si kakek tadi terkapar di trotoar dengan bersimbah darah, dalam benakku ini sangat parah. Aku sempat mau di pukul oleh seseorang dengan bahasa asing yang baru aku dengar. Datang polisi aku langsung diamankan. Selang beberapa lama ambulance datang, di bawa si kakek tadi entah kemana.
Aku telpon majikan, dia sedang di Jeddah. Aku di bawa mobil polisi ngikuti mobil ambulance tadi. Ternyata di bawa ke Rumah Sakit Noer. Aku belum tahu orang mana yang aku tabrak. Polisi yang membawaku menghibur hatiku, katanya kamu tenang aja orangnya nggak apa-apa. Gimana aku bisa tenang tadi lihat darah mengucur dari tubuhnya?
Anak majikan datang mencari orang yang baru aku tabrak di Instalasi Gawat Darurat, aku masih duduk di mobil polisi. Dua puluh menit berselang anak majikan keluar sambil memapah si kakek tadi. Aku baru tahu, ternyata kakek itu jama'ah haji dari Rusia. Nginapnya di mobil yang di parkir di tempat parkiran Kudai. Kami di ajak ke Pos Polantas di Aziziah.
Ternyata banyak kasus kecelakaan jadi kami harus ngantri nunggu giliran di panggil ke ruangan. Depan pintu masuk ada ruangan untuk penjara, kulihat ada puluhan orang yang masuk di ruang penjara. Giliran kami di sidang, polisi itu nanya sama si kakek.
"Anda mau nuntut apa sama dia" kata polisi sambil nunjuk ke aku.
"Nggak, aku nggak mau apa-apa. ini musibah dari Allah, aku menerimanya", jawab si kakek yang ditejemahkan oleh salah seorang temannya. Ternyata yang dari tadi mendampingi kakek orang Rusia yang bisa bahasa Arab.
"Mungkin suatu hari anda sakit atau apa, atas kejadian ini. Mau minta ganti rugi nggak?" tanya polisi lagi.
"Pokoknya aku ikhlas" jawab si kakek singkat.
Cuma diajukan pertanyaan seperti itu, lalu kami di suruh menanda tangani surat perjanjian. Setelah salaman urusan kelar. Di Saudi kalau ada kasus semacam itu, bila dari pihak korbannya nggak terima baru urusannya berlanjut. Andai kejadiannya di Indo, aku harus mengeluarkan banyak biaya. Biaya pengobatan, uang kaget dan biaya-biaya lainnya.
Semua ini pengalaman yang sangat berharga untuk lebih hati-hati lagi dalam mengemudi. Aku yang sudah hati-hati aja kadang orang lain yang nabrak. Sudah sering bukan cuma sekali mobilku di tabrak orang Arab, orangnya hanya minta maaf. Masih mending minta maaf, kadang malah menyalahkan. Tapi kalau yang menabarak pendatang marahnya minta ampun, minta ganti rugi segala.

Rabu, 31 Maret 2010

Perjalanan Hidup

Hari ini,akhir Maret 2010 aku belajar mulai menulis apa yang ada dan terjadi dilingkungan sekitarku, di negeri kerajaan Arab Saudi. Untuk berbagi pengalaman bagi yang sudah pernah atau belum menginjakkan kakinya di negara gurun pasir. Banyak berbagai cerita dari para TKI khususnya yang bekerja di Arab Saudi, yang sebenarnya jauh dari perkiraan banyak orang yang mayoritas penduduknya islam.
Aku tidak pernah punya niat, angan-angan apalagi keinginan untuk bekerja ke luar negeri., seperti sekarang ini di Arab Saudi. Sewaktu masih di PT pikiran saya bekerja di Arab Saudi bisa sambil ibadah, karena ada Masjidil Haram Makah serta bisa ziarah di Masjid Nabawi Madinah. Ternyata tidak semua TKI bisa bebas ibadah untuk melaksanakan umroh atau sekedar sholat di Haram.
Kadang TKI yang tinggal di Makkah aja mau umroh tidak diizinin sama majikan. Bagaimana dengan yang dapat majikan di kota lain? Tergantung nasib, nggak semua TKI bernasib baik. Banyak teman-teman kita yang bekerja tidak selayaknya dipekerjakan secara manusiawi. Mereka mengganggap budak seperti jaman jahiliyah dipekerjakan seenaknya.
Alhamdulillah aku termasuk yang beruntung dapat majikan baik, hingga sekarang aku bekerja ikut majikan menginjak sepuluh tahun jalan. Teman-teman satu PT banyak yang bernasib kurang mujur, pada kabur dari majikannya bahkan ada yang dipulangin sebelum masa habis kontrak. Di samping nggak kuat dengan pekerjaan, majikannya cerewetnya minta ampun sampai gaji tidak dibayar sesuai perjanjian.
Semoga apa yang akan aku kisahkan nanti bisa menjadi pertimbangan teman-teman, yang ingin atau mau bekerja di luar negeri khususnya Arab Sadi. Jangan karena melihat tetangganya yang sukses bekerja di Arab, lalu ingin ikut-ikutan mengadu nasib di negeri onta. Lihat contohnya di TV atau koran-koran apa yang sering terjadi terhadap para TKI di luar negeri.
Ada pepatah lebih baik hujan batu di negeri sendiri, dari pada hujan emas di negeri orang.  

Selasa, 30 Maret 2010

Stasiun Balapulang

Jaman dulu orang mengatakan kereta api itu sepur. Sepur dalam bahasa jawa 'asepe metu nduwur'. Sepur merupakan peninggalan jaman penjajahan Belanda dulu di Indonesia. Banyak manfaatnya yang dirasakan masyarakat kita sebagai alat transpotasi. Tidak semua kota maupun desa yang dilalui rel kereta di bangun stasiun, tempat pemberhentian untuk menaikan atau menurunkan penumpang. Balapulang termasuk salah satu kota kecamatan yang ada stasiunnya. Stasiun yang letaknya kurang lebih 90 DPL ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda, didirikan oleh Javasche Mij Belanda pada tahun 1885-1886. Saat ini Balapulang masih dilewati oleh kereta api lintas Tegal - Prupuk untuk mengangkut BBM dari Maos Cilacap menuju depo Pertamina UPPDN IV Jawa di Tegal. Jalur rel kereta api ini juga merupakan jalur alternatif jika pada jalur kereta api Cirebon - Brebes - Tegal mengalami banjir. Maka semua kereta api lintas utara dialihkan melalui Cirebon - Prupuk - Tegal melewati Stasiun Balapulang.